Jangan Berhenti Sebelum Allah yang Menghentikanmu

 


Katanya komitmen hutang pengen cepat lunas, tapi usaha males-malesan.

Katanya sudah usaha pol-polan. Eh ternyata baru sekali coba, menyatakan kalah dan menyerah.

Katanya sudah usaha maksimal, namun pas dicek ternyata ala kadarnya dan abal-abal.

Katanya sudah usaha full mati-matian. Haha... Belum mati beneran. Mana tuh puputan margarana, berjuang sampai titik darah penghabisan?

Jangan-jangan itulah segudang alasan kita saat ditanya kenapa gak lunas, gak sukses, gak menang, atau gak kaya. Mentalnya masih pecundang dan banyak keluhan.

Banyak keluh kesah, rintihan, gampang ngomel, complain dan menyalahkan. Hidup harus banyak pembenahan dan perbaikan. Sehingga selalu dalam kemajuan.

Atau malah menyalah-nyalahkan keadaan, lingkungan, bahkan Tuhan. "Iya, aku gini karena gak ada yang dukung aku!" Hehe... Emang yang didukung selalu menang? "Gak mungkin aku sukses kalau lingkunganku gak sukses." Padahal siapa suruh, tetep disitu, milih tinggal di tempat itu. Tidak hijrah, tidak pindah!

"Wah emang takdir Tuhan begini."

"Memang aku diciptakan Tuhan kalah, lemah dan tak berdaya."

"Tuhan tidak adil!!!"

Coba baca sekali lagi, bagian itu aja. Baca lagi, bahkan Tuhan pun disalahkan, dikambing-hitamkan. Bukankankah kalau terbaik dari Tuhan dan kalau kesalahan dari diri sendiri? Itu sudah ada dalam titah Qur'an.

Instropeksi, muhasabah diri, dan lihat ada andil diri dalam setiap usaha yang Allah izinkan kita gagal, kalah dan terpental. Agar kita belajar, tidak mengulangi lagi dan bangkit dengan usaha selangit.

Sebagai penutup, ada seorang santri yang bertanya kepada gurunya, kyai-nya.

"Wahai guru, apa itu usaha total, usaha maksimal?"

"Oh itu, kalau di Islam namanya spirit jihad, mujahadah, sungguh-sungguh. Benarkah kau mau tahu?"

"Iya guru, saya mau belajar jihad, usaha total, usaha maksimal untuk segala impian saya guru. Tolong ajarkan. Semoga guru berkenan."

"Wahai muridku yang baik, baiklah. Aku akan jelaskan bukan dengan kata-kata, tapi perintah. Apakah kau mampu melaksanakan?"

"Siap guru, akan saya maksimal lakukan."

"Muridku, itu di depan lapangan bola, larilah disekitarnya di bawah terik matahari siang ini. Lari, lakukan!!!!!"

Akhirnya sang murid langsung berlari. Satu putaran, dua putaran, sepuluh putaran, sampai akhirnya murid itu sambil lari terus teriak, "Sampai kapan guru???"

"Terus lari. LARI!!!" Begitu respon sang guru dengan nada tinggi dan menyemangati.

Si murid mulai kelelahan, langkahnya gontai, capek, dehidrasi, namun terus lari walaupun kecil-kecil tidak segesit di awal.

"LARI!!! Hanya kata itu dari sang guru yang keluar.

Akhirnya, si murid mulai sempoyongan, ambruk, luruh, jatuh dan pingsan tak sadarkan diri.

Sang guru segera menolong, membopong ke tempat teduh dan mulai membuat si murid siuman.

Setelah mulai sadar, si murid mulai diajak bicara gurunya.

"Wahai muridku, luar biasa perjuanganmu. Kau ingin tahu spirit jihad itu apa, usaha total itu gimana. Sekarang perhatikan baik-baik perkataan gurumu ini,

BERJUANGLAH, BERUSAHALAH, DAN JANGAN BERHENTI SEBELUM ALLAH-LAH YANG MENGHENTIKANMU."


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel