Menyelesaikan Hutang Harus Dengan Cinta

Manajemen Cinta Pejuang Lunas Hutang

Sahabat, hutang tidak hanya soal uang, tapi juga soal cinta.

Sudah menjadi fitrah manusia memiliki rasa cinta. Allah SWT telah menanamkan perasaan cinta kepada manusia sejak ia dilahirkan. 

Cinta merupakan anugerah yang harus senantiasa dipelihara, ditata, dibungkus dan dikemas dengan rapi sehingga akhirnya ketika cinta tersebut dibagi akan tumbuh dan memberi manfaat.

Cinta harus dimanajemen agar cinta tidak menjadi cinta yang membawa kepada keburukan, tapi membawa kepada kebaikan dan keberkahan. Apa itu manajemen cinta?

Manajemen cinta adalah cara mengelola perasaan cinta yang dimiliki agar bisa memberi manfaat dari cinta tersebut.

Sebelum cinta itu dibagi, sahabat harus bisa membawa perasaan cinta yang ada dalam diri masuk kedalam perasaan cinta dengan jiwa yang tenang. Silahkan pahami kembali materi tentang jiwa yang tenang.

Setelah sahabat memiliki cinta dengan jiwa yang tenang, yaitu cinta yang membawa kepada perasaan tenang, ikhlas, ridha, damai, bahagia dan semangat, sahabat bisa mulai membagi cinta tersebut kepada orang-orang yang berada disekitar sahabat. Sampaikan kepada keluarga, saudara, rekan kerja dan orang yang secara langsung maupun secara tidak langsung bersinggungan dengan hutang sahabat. Sampaikan kepada mereka dengan rasa dan suasana yang tepat agar mereka bisa merasakan kondisi sahabat dan pada akhirnya menolong, mendukung dan mendoakan sahabat.

Jangan sampai ada keluarga atau orang yang bersinggungan dengan hutang sahabat yang juga harus ikut merasakan depresi akibat tekanan hutang. Sudah banyak sekali kejadian yang berhutang suami, justru yang bunuh diri istri. Ini terjadi karena suami tidak menyampaikan pesan cinta atau sudah menyampaikan tapi menyampaikan dengan cara yang salah, sehingga bukan lagi cinta kebaikan yang tumbuh, melainkan justru cinta akan keburukan.

Setelah sahabat menyampaikan pesan cinta kepada orang disekitar sahabat yang bersinggungan dengan hutang, sahabat juga bisa menyapaikan pesan cinta tersebut kepada orang yang selama ini meneror sahabat, kepada debt collector atau rentenir. Balaslah setiap perlakuan buruk mereka dengan kata-kata cinta.

Sahabat, persoalan cinta adalah persoalan hati, maka layaknya hati, cinta juga bersifat labil, sehingga diperlukan upaya lahir batin yang istiqomah untuk bisa memanajemen cinta dengan baik. 

“Ya Allah, inilah usahaku sebatas kuasaku, maka janganlah Engkau cela diriku tentang apa yang Engkau kuasai dan aku tidak kuasai (hati).” (HR. Abu Dawud).

Salah satu indikator untuk menilai bagaimana perasaan cinta sahabat sangat sederhana, yaitu sahabat mencintai saudara seperti mencintai diri sendiri. Kembali lagi ke materi perjalanan mental, saat sahabat sudah bisa mencintai saudara seperti mencintai diri sendiri, berarti sahabat sudah berada dalam zona bertumbuh. Inilah zona dimana diri sudah bisa mengendalikan ego dan menumbuhkan rasa empati serta solidaritas kepada saudara.

“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Tidaklah kalian akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai.” (HR. Muslim)

Mari sahabat, benahi perasaan cinta kita. Selesaikan dahulu perasaan cinta sahabat sebelum sahabat menyelesaikan hutang. Bagaimana sahabat bisa menyelesaikan hutang sedang urusan cinta aja masih belum selesai?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel