Pentingnya Jiwa Yang Tenang

Jiwa Yang Tenang Pejuang Lunas Hutang




يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ
Wahai jiwa yang tenang! (27)
ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi di-ridhai-Nya (28)
فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى
Kemudian masuklah ke dalam (jamaah) hamba-hamba-Ku (29)
وَٱدْخُلِى جَنَّتِى
Dan masuklah ke dalam surga-Ku (30)

Al Qur'an Surat Al Fajr ayat 27 - 30

Sahabat, sebelum membahas lebih dalam mengenai jiwa yang tenang, sudah dimanakah tingkatan zona perjalanan mental sahabat, sudah sampai zona bertumbuh atau masih di zona ketakutan atau sudah berada di zona belajar tapi masih mengalami ketakutan.

Sahabat pada prinsipnya ketakutan bisa dikendalikan. Untuk mengendalikan ketakutan dan menggantinya dengan ketenangan jiwa membutuhkan proses. Setiap orang berbeda-beda dalam menghilangkan ketakutan, ada yang bisa sejam, sehari, seminggu bahkan berbulan-bulan.


Sahabat berikut beberapa langkah agar jiwa senantiasa tenang dalam menghadapi berbagai tekanan hutang:

1. Sadari bahwa hutang adalah kesalahan kita.

Langkah pertama agar jiwa menjadi tenang adalah menyadari bahwa hutang terjadi karena kesalahan yang telah kita perbuat, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Bagaimanapun awalnya sumber hutang itu bermula pasti bersumber dari kesalahan kita, kesalahan keputusan kita yang akhirnya memilih jalan hutang. Sadarilah bahwa hutang karena kesalahan diri sendiri. Jangan pernah menyalahkan siapapun atas hutang yang kita alami. Kemudian lakukan pertaubatan.

2. Terima segala konsekuensi 

Setelah kita menyadari kesalahan, kita juga harus siap menerima segala bentuk konsekuensi sebagai akibat kita berhutang. Segala dampak yang mungkin timbul akibat hutang harus kita terima dengan ikhlas. Biasanya kita masih belum menerima segala konsekuensi hutang akibat dari ketakukan.  Maka tulis seluruh ketakutan-ketakutan yang mungkin timbul.

Takut kehilangan kehormatan

Takut kehilangan harta

Takut kehilangan orang yang dicintai

Takut kehilangan kesempatan

Takut kehilangan pekerjaan

Setelah menuliskan seluruh ketakutan, rubahlah kata TAKUT menjadi SIAP

 Takut kehilangan kehormatan diganti dengan siap kehilangan kehormatan

Takut kehilangan harta diganti dengan siap kehilangan harta

Takut kehilangan orang yang dicintai diganti dengan siap kehilangan orang yang dicintai

Takut kehilangan kesempatan diganti dengan siap kehilangan kesempatan

Takut kehilangan pekerjaan diganti dengan siap kehilangan pekerjaan

Sahabat jangan memaksakan untuk terus mempertahankan ketakutan, memaksakan mempertahankan ketakutan adalah sebuah keniscayaan karena memaksakan sesuatu yang pada dasarnya tidak "layak" untuk dipertahankan. Akibat dari kita tidak menerima segala konsekuensi dari hutang dan terus memaksakannya maka kita justru akan mengambil jalan yang salah yang justru akan menambah kesalahan kita lagi.

Lebih takutlah kehilangan Allah, lebih takutlah ketika kita tidak diberi kesempatan untuk bertaubat, lebih takutlah ketika kita tidak bisa merasakan manisnya iman dan nikmatnya beribadah.

3. Izinkan hutang ini terjadi sebagai pengalaman

Setelah kita menyadari kesalahan, menerima konsekuensi, selanjutnya kita juga harus mengizinkan masalah hutang tersebut datang kepada kita. Artinya jangan pernah menyesali kenapa hutang ini harus saya alami. Tapi syukuri bahwa saya pernah mengalami hutang ini dan jadikan sebagai "modal" dan "pelajaran" yang sangat-sangat berharga. Jadikan hutang ini titik balik untuk bangkit.

4. Ingat Anugerah Allah

Setelah kita menyadari kesalahan, menerima konsekuensi, mengizinkan selanjutnya kita juga harus banyak mengingat anugerah Allah. Bersyukurlah akan setiap anugerah Allah. Perbanyak menginggat dan beribadah kepada Allah. Tingkatkan kadar ketaqwaan. Sesungguhnya Allah akan memberikajn pertolongan dan rezeki dari arah yang tidak pernah disangka bagi mereka yang bertaqwa.

Sahabat jiwa yang tenang adalah langkah paling penting dalam penyelesaian hutang. Jiwa yang tenang tidak akan pernah sebanding untuk ditukar dengan kesenangan apapun, maka raihlah ketenangan jiwa dan buanglah semua ketakutan akan kehilangan kesenangan. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel