LGBT dan Riba

 


Akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan dengan adanya isu Lesbianism, gay, bisexual and transexualism (LGBT). Ada pihak yang memberikan ruang toleransi dengan pendekatan hak kebebasan terhadap LGBT. Namun banyak juga pihak yang mengecam terhadap tindakan penyimpangan LGBT.

LGBT ternyata sangat terkait dengan riba. Allah dan RasulNya sampai menyandingkan LGBT dan zina dengan Riba dalam sebuah hadistnya. 

“Tidaklah suatu kaum menampakkan riba dan zina, melainkan mereka menghalalkan terhadap diri mereka sendiri azab dari Allah SWT" (HR. Ibnu Majah).

Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat, ada yang menyebutkan jika LGBT termasuk bagian dari zina dan ada yang menyebutkan jika dosa LGBT lebih besar dari zina.

Dalam hadist diatas kita bisa sama sama melihat jika Allah menyandindingkan zina dengan riba. kenapa demikian?

Allah menyandingkan zina dengan riba karena riba dan zina sangat berdampak buruk terhadap satu daerah atau kawasan. Sehingga Allah akan menghancurkan satu daerah atau kawasan yang sudah menghalalkan zina dan riba. Saat orang-orang yang beriman tidak saling mengingatkan atau tidak peduli maka sesungguhnya azab Allah layak untuk diberikan bukan hanya kepada pelakunya namun kepada seluruh orang dalam satu kawasan atau daerah yang sama.

"Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu daerah (kawasan), maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri." (HR Al-Hakim, Al Baihaqi dan Ath-Thabrani).

Bisa kita saksikan kecaman terhadap LGBT datang dengan sangat deras saat berita LGBT viral. Ini menunjukan jika masyarakat bisa menggunakan ilmu dan iman nya terhadap LGBT. Namun yang menjadi pertanyaan kenapa riba tidak bisa dipandang dengan kaca mata yang sama dengan LGBT atau zina?

Padahal jelas-jelas jika Allah sudah menyandingkan dosa riba dengan dosa zina bahkan dalam beberapa hadist dosa riba lebih besar dari dosa zina 

Abdullah Ibn Hanzala telah melaporkan bahwa Rasulullah SAW  bersabda: "Satu dirham hasil riba, yang diterima oleh seseorang dengan sadar (itu adalah riba), adalah lebih buruk dari melakukan zina sebanyak tiga puluh enam kali." (H.R Ahmad)

Riba kini sudah dianggap lumrah, biasa dan bahkan sampai kepada tahap sudah dihalalkan dalam aturan hukum. Mungkin jika LGBT tidak dikecam banyak pihak juga nantinya akan dilegalkan sebagaimana riba. Riba yang telah dianggap lumrah menunjukan sudah mulai hilangnya ilmu dan iman dalam masyarakat terkait riba. 

Kenapa riba tidak dianggap sama dengan zina?

Padahal sudah jelas hukuman riba, sudah jelas dampak buruk dan dosa riba, sudah jelas bahwa azab riba bukan hanya diterima oleh pelaku riba (pemakan riba, pemberi riba, pencatat dan saksi) namun seluruh orang dalam satu kawasan sebagaimana zina dan LGBT/

Mari kita mulai pelajari kembali mulai dari apa itu riba, jenisnya, dampak dan dosanya, solusinya sehingga kita bertahap akan mulai menyadari jika riba adalah penindasan dan perbudakan yang tidak bermoral yang merusak seluruh tatanan masyarakat.

Ingat tanggungjawab perkara Riba bukan hanya pada pelaku Riba, tapi seluruh orang yang dalam kawasan Riba, karena efek Riba tidak hanya dirasakan oleh pelaku Riba, tapi seluruh orang dalam kawasan juga terkena efek Riba.

Solusi menghilangkan Riba secara menyeluruh, dibutuhkan peran seluruh masyarakat, tidak hanya cukup menyadarkan para pelaku Riba, tapi seluruh orang harus ikut dalam memerangi Riba sebagaimana banyak orang yang mengecam LGBT dan zina.

WallahuA'lam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel